Alasan Pentingnya Pendidikan untuk Kehidupan di Masa Depan

Alasan Pentingnya Pendidikan untuk Kehidupan di Masa Depan

Ada sebuah kutipan yang berbunyi, “Pendidikan bukanlah persiapan untuk hidup. Pendidikan itu sendiri adalah kehidupan”. Kutipan yang bersirat makna ini merupakan kutipan dari salah satu tokoh Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara.

Kutipan ini sangatlah memiliki situs mahjong ways makna yang mendalam jika kita cermati dengan seksama. Bahwasanya pendidikan itu sudah menjadi bagian dari kehidupan kita. Jangan sampai di luar sana masih ada yang tidak dapat menjangkau akses pendidikan. Sebab, pendidikan sendiri dapat menciptakan pribadi maupun masyarakat yang berintegritas dalam mampu menjalani kehidupan di masa depan.

Lantas, mengapa pendidikan ini sangatlah penting bagi setiap manusia? Apa yang menjadi alasan bahwa pendidikan menjadi hal krusial dalam kehidupan seseorang? Untuk itu, di artikel ini kita akan membahas alasan pentingnya pendidikan untuk kehidupan di masa depan, sebagai berikut.

1. Bantu mengembangkan potensi diri

Pendidikan dapat mengembangkan potensi diri seseorang. Ini merupakan alasan pertama mengapa pendidikan itu penting bagi setiap masyarakat. Sebab, orang yang berpendidikan dapat dengan mudah mengetahui potensi dirinya pribadi.

Entah itu, jenjang karir yang akan dipilih nantinya maupun kehidupan di masa depan. Pengembangan potensi diri ini berkaitannya dengan pendidikan life skill. Di mana pendidikan life skill sangat penting untuk dapat melihat potensi terbesar pada diri pribadi. Serta, mampu melihat peluang untuk dapat mengembangkan potensi yang mungkin tidak diketahui oleh masing-masing individu.

2. Menciptakan masyarakat dengan perilaku yang terdidik

“Perilakumu bagaikan orang yang tidak berpendidikan saja”. Perkataan ini sudah sering kali kita dengar, bukan? Benar kalimat ini acap kali terlontar kepada seseorang yang memiliki perilaku buruk bagaikan orang yang tidak berpendidikan.

Ini pula yang menjadi alasan mengapa pendidikan itu sangat penting. Sebab, dengan pendidikan dapat melahirkan perilaku yang baik dan terdidik. Perilaku orang yang berpendidikan sangatlah berbeda dengan orang yang tidak berpendidikan. Baik itu dalam berbicara, mengendalikan emosi, menyelesaikan masalah, dan bersikap terhadap otang lain.

3. Membentuk kemandirian pada setiap individu

Tidak hanya membantu mengembangkan potensi diri dan menciptakan perilaku terdidik. Namun, pendidikan juga dapat membentuk kemandirian terhadap setiap individu. Kemandirian yang di dapat dari seseorang yang berpendidikan antara lain, kemandirian untuk menyampaikan opini, berbagi ide terhadap orang lain, dan kemandirian untuk menjalani kehidupan.

Dengan adanya pendidikan pula, masyarakat tidak akan selalu meminta-minta yang di mana menjadikan mental pengemis nantinya. Sebab, melalui pendidikan dapat menuntut seseorang untuk dapat mandiri dalam membangun kesuksesan baik secara finansial maupun kebutuhan hidup lainnya. Itulah yang menjadi alasan mengapa seseorang sangat memerlukan pendidikan di dalam kehidupannya.

4. Membangun perekonomian suatu negara

Sebuah negara dapat dikatakan negara maju dapat didukung pula oleh sumber daya manusia yang terdidik juga. Lahirnya, sumber daya manusia dengan kualitas pendidikan yang tinggi dan maju dapat menjadikan negara tersebut menjadi negara maju. Sebab, hal ini berpengaruh pada sumber daya manusia (SDM) yang di mana dapat membangun perekonomian suatu negara dan berbagai pembangunan sektor maupun infrastruktur negara lainnya.

Pembangunan dalam sektor politik, sosial, budaya juga ikut tumbuh dan berkembang jika sumber daya manusianya berpendidikan. Hal ini karena, semakin tinggi kualitas dan kuantitas pendidikan di suatu negara maka semakin maju juga negara tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin buruk kualitas pendidikan di suatu negara, maka akan melahirkan sumber daya manusia (SDM) lemah dan rendah. Serta, pertumbuhan negara tersebut sulit untuk menjadi sebuah negara maju di masa depan.

Negara dengan Sistem Pendidikan Terburuk

Pendidikan adalah suatu keharusan bagi tiap individu. Tapi faktanya, tidak semua orang berkesempatan mengenyam pendidikan. Di beberapa negara, keterbatasan biaya, fasilitas yang tidak memadai, tidak ada akses, hingga kurangnya tenaga situs slot gacor kerja pendidik membuat pendidikan jadi terhambat dan tertinggal di era yang sudah modern ini

Adapun cara melihat rendahnya sistem pendidikan suatu negara diukur dari rendahnya jumlah pendaftar ke perguruan tinggi, buta huruf orang dewasa yang tinggi, nilai ujian, indeks pembangunan pendidikan rendah, ketiadaan alokasi dana ke sektor pendidikan, hingga adanya korupsi.
Berikut adalah negara-negara dengan sistem pendidikan terburuk, dilansir dari berbagai sumber.

Mali

Mali berada di Afrika bagian Barat. Negara bekas jajahan Prancis ini memiliki populasi sekitar 20.250.833 orang di tahun 2020. Sistem pendidikannya menjadi yang terburuk di dunia. Tingkat partisipasi sekolah dasar hanya 61%, dan perkiraan melek hurufnya 27-46,4%.
Negara ini memiliki banyak sistem pendidikan, sehingga sulit meleburnya jadi satu sistem pendidikan yang padu dan membuat kurangnya standar pendidikan di negara tersebut.

Burkina Faso

Di Burkina Faso, hanya 29% orang dewasa yang melek huruf dan hanya 2% warga negara yang bersekolah hingga sekolah menengah. Beruntungnya, saat ini Burkina Faso tengah melakukan serangkaian perbaikan untuk meminimalisir kesenjangan gender dalam pendidikan, dan mendapatkan dukungan dan kebijakan pemerintahan.

Ethiopia

Negara Ethiopia berbatasan dengan Somalia, Eritrea, Dijbouti, Kenya, Sudan, dan Sudan Selatan. Mayoritas penduduk Ethiopia buta huruf, tidak terampil, dan memiliki pekerjaan yang buruk. Selain itu, Ethiopia memiliki populasi buta huruf tertinggi di Afrika.
Tingkat melek huruf negara ini mencapai 49,1% pada 2015, dengan rata-rata anak kelas 5 hanya bisa membaca dan menulis kata sederhana. Baru-baru ini Dewan Eksekutif Bank Dunia telah menyetujui pembiayaan untuk Ethiopia demi mengubah kualitas pendidikan mereka dengan investasi sebesar USD550 juta.

Chad

Populasi negara Chad mencapai 16.244.513 orang pada tahun 2020, namun sistem pendidikan mereka dikatakan jauh lebih buruk dari negara-negara lain di Afrika. Pendidikan mereka gratis, tapi anak-anak harus berangkat sekolah tanpa sarapan, karena sekolah tidak mampu menyediakan sarapan.
Akibatnya, banyak siswa di Chad yang tidak tertarik pergi ke sekolah. Jumlah melek hurufnya hanya sebesar 33% dan lebih dari 50% penduduknya buta huruf. Selain itu, 53% anak usia 5-14 adalah pekerja usia anak.

Angola

Tingkat melek huruf di Angola sebesar 71,1% pada perkiraan 2015. Menurut UNESCO, Angola berada di peringkat 111 yang menunjukkan bahwa negara ini memiliki kesulitan sistem pendidikan. Saat ini Angola telah mendapat suntikan investasi asing dari industri minyak, berupa didirikannya universitas negeri yakni Universitas Agostinho Neto.

Inovasi Pelayanan Publik Kejaksaan Tinggi di Era Digital

Inovasi Pelayanan Publik Kejaksaan Tinggi di Era Digital

Dalam era digital yang semakin berkembang pesat, tuntutan akan pelayanan publik yang efektif dan efisien semakin tinggi. Kejaksaan Tinggi, sebagai salah satu lembaga penegak hukum, tidak luput dari tantangan ini. Untuk menjawab tuntutan zaman, Kejaksaan Tinggi https://www.kejati-ntb.info/ telah melakukan berbagai inovasi dalam pelayanan publik. Artikel ini akan membahas beberapa inovasi yang telah dilakukan oleh Kejaksaan Tinggi dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

Digitalisasi Layanan

Salah satu inovasi utama yang dilakukan oleh Kejaksaan Tinggi adalah digitalisasi layanan. Dengan memanfaatkan teknologi digital, proses pelayanan publik menjadi lebih cepat, mudah, dan transparan. Beberapa contoh digitalisasi layanan yang telah diterapkan antara lain:

  1. Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP): SIPP adalah aplikasi berbasis web yang digunakan untuk mengelola data perkara di lingkungan Kejaksaan. Dengan SIPP, masyarakat dapat memantau perkembangan perkara yang mereka laporkan secara online.
  2. Layanan Pengaduan Online: Masyarakat dapat menyampaikan pengaduan terkait dugaan tindak pidana melalui website resmi Kejaksaan Tinggi. Pengaduan akan ditindaklanjuti oleh pihak yang berwenang.
  3. Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG): SIMPEG adalah aplikasi yang digunakan untuk mengelola data kepegawaian di lingkungan Kejaksaan. Dengan SIMPEG, proses administrasi kepegawaian menjadi lebih efisien dan transparan.

Peningkatan Kompetensi SDM

Selain digitalisasi layanan, Kejaksaan Tinggi juga fokus pada peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM). Dengan SDM yang kompeten dan profesional, diharapkan kualitas pelayanan publik dapat semakin ditingkatkan. Beberapa upaya yang dilakukan antara lain:

  1. Pelatihan dan Pendidikan: Kejaksaan Tinggi secara rutin mengadakan pelatihan dan pendidikan bagi pegawainya. Pelatihan diberikan dalam berbagai bidang, seperti hukum, teknologi informasi, dan manajemen.
  2. Penerapan Sistem Karir Berbasis Kompetensi: Kejaksaan Tinggi menerapkan sistem karir berbasis kompetensi, di mana promosi dan mutasi pegawai didasarkan pada kompetensi yang dimiliki. Hal ini mendorong pegawai untuk terus meningkatkan kompetensinya.
  3. Penghargaan bagi Pegawai Berprestasi: Kejaksaan Tinggi memberikan penghargaan bagi pegawai yang berprestasi dalam melaksanakan tugas. Penghargaan ini bertujuan untuk memotivasi pegawai dan menciptakan iklim kerja yang kondusif.

Peningkatan Koordinasi dan Kerjasama

Untuk meningkatkan efektivitas pelayanan publik, Kejaksaan Tinggi juga melakukan peningkatan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait. Beberapa upaya yang dilakukan antara lain:

  1. Pembentukan Tim Terpadu: Kejaksaan Tinggi membentuk tim terpadu yang terdiri dari berbagai instansi, seperti kepolisian, pengadilan, dan lembaga pemasyarakatan. Tim ini bertujuan untuk mempercepat proses penanganan perkara.
  2. Kerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM): Kejaksaan Tinggi menjalin kerjasama dengan LSM dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penegakan hukum.
  3. Kerjasama dengan Perguruan Tinggi: Kejaksaan Tinggi juga menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi dalam bidang penelitian dan pengembangan. Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik yang berbasis ilmu pengetahuan.

Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas

Untuk membangun kepercayaan masyarakat, Kejaksaan Tinggi juga fokus pada peningkatan transparansi dan akuntabilitas. Beberapa upaya yang dilakukan antara lain:

  1. Publikasi Laporan Kinerja: Kejaksaan Tinggi secara rutin mempublikasikan laporan kinerja yang dapat diakses oleh masyarakat. Laporan ini berisi informasi tentang capaian kinerja dan penggunaan anggaran.
  2. Pembentukan Unit Layanan Pengaduan: Kejaksaan Tinggi membentuk unit layanan pengaduan yang berfungsi untuk menampung dan menindaklanjuti pengaduan masyarakat terkait pelayanan publik.
  3. Penerapan Zona Integritas: Kejaksaan Tinggi menerapkan zona integritas di lingkungannya. Zona integritas adalah area bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Kesimpulan

Inovasi pelayanan publik yang dilakukan oleh Kejaksaan Tinggi di era digital menunjukkan komitmen lembaga ini dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Digitalisasi layanan, peningkatan kompetensi SDM, peningkatan koordinasi dan kerjasama, serta peningkatan transparansi dan akuntabilitas merupakan beberapa inovasi yang telah dilakukan. Dengan terus melakukan inovasi, diharapkan Kejaksaan Tinggi dapat menjadi lembaga penegak hukum yang modern, profesional, dan berorientasi pada kepuasan masyarakat.

Pelajaran perihal Pendidikan: Apa yang Keliru?

Pelajaran perihal Pendidikan: Apa yang Keliru?

saminsambongrejo – “Education is the most powerful weapon which you can use to change the world”. Kutipan dari Nelson Mandela ini telah sangat sering kita dengar dari pemerhati-pemerhati dan penggiat pendidikan. Pendidikan adalah senjata paling kuat yang bisa digunakan untuk merubah dunia. Bisa menjadi suatu negara tidak miliki sumber kekuatan alam yang memadai, tetapi negara berikut bisa berkembang pesat menjadi negara maju sebab miliki sumber kekuatan manusia yang handal yang diciptakannya melalui sistem pendidikan. Negara itu pun bisa keluar sebagai negara yang berpengaruh di seluruh dunia.

Perspectives kali ini akan mengulas sedikit perihal pendidikan. Namun ini bukanlah suatu kritik terhadap sistem pendidikan yang ada di suatu negara. Ini adalah sebuah sistem berbagi insight dari pengalaman yang diperoleh dari lapangan, yaitu pengalaman mengunjungi sekolah-sekolah dan berinteraksi bersama siswa-siswanya.

Mari kita berangkat dari suatu kenyataan yang keluar di masyarakat, termasuk masyarakat Indonesia. Kita kadangkala mendapati bahwa kecerdasan anak cuma dilihat dari kemampuannya dalam berhitung. Sebut saja cerdas adalah jago dalam matematika, fisika, dan kimia. Jadilah masyarakat mempercayai suatu konstruksi opini yang tentu berupa parsial ini. Anak yang hebat dalam bermain musik, menciptakan hasta karya, lakukan olahraga permainan, dan apalagi miliki kekuatan public speaking yang mendebarkan hati, kadang sementara diakui tidak cerdas cuma sebab mereka kurang terkenal dalam ilmu matematika, fisika, dan kimia. (Bukan maksud penulis untuk meng-kambing hitam-kan ketiga mata pelajaran tersebut). Pandangan inilah yang bisa dikatakan sebagai pandangan yang tak lengkap.

Dr. Howard Gardner, seorang Profesor pendidikan di Harvard University,

memberikan delapan type kecerdasan yang tidak sama untuk menjelaskan potensi manusia yang lebih luas terhadap anak-anak dan orang dewasa. Delapan kecerdasan berikut adalah kecerdasan verbal/bahasa, kecerdasan matematika/logika, kecerdasan spasial/visual, kecerdasan kinestetik, kecerdasan musikal/ritmik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan spiritual. Dr. Gardner sendiri menjelaskan bahwa sekolah-sekolah dan budaya kita terhadap kebanyakan menambahkan atensi yang utama terhadap kecerdasan matematika dan verbal. Meskipun demikian, dia menjelaskan bahwa kita seyogyanya menambahkan perhatian yang sama terhadap individu yang menonjol terhadap kecerdasan lain, layaknya para artis, arsitek, musisi, desainer, penari, dan pengusaha sebab mereka ikut andil dalam memperkaya dunia daerah kita seluruh hidup [1].

Lebih lanjut, keadaan pendidikan di beberapa negara termasuk diekspresikan oleh para pengamat sebagai keadaan yang salah. Bahkan beberapa film box office terinspirasi dari ada suatu hal yang diakui tidak tepat dalam sistem pendidikan, peranan menambah kesadaran masyarakat perihal apa itu pendidikan yang sesungguhnya. Tidak sedikit pemerhati pendidikan yang berasumsi bahwa sekolah dan perguruan tinggi cuma merupakan daerah untuk mencetak orang-orang industri ataupun hanyalah pekerja. Tentu tidak seluruh keluarannya akan masuk ke dalam perusahaan ataupun dunia industri. Tapi sistem studi yang dibangun terhadap kebanyakan selamanya mengarah kesana. Sekolah dan kuliah seolah-olah cuma bertujuan untuk meraih pekerjaan semata. Juga bahwa sekolah tidak menyiapkan anak untuk menjadi mandiri.

Sekolah tidak berhasil memicu anak menjadi individu yang otentik sebab cara studi yang cuma “copy-paste” dikutip dari https://johnnysrealnypizza.com/. Sekolah adalah daerah guru memberikan ceramah materi yang membosankan. Meskipun ada kegiatan ekstrakurikuler untuk menunjang minat dan hobi, tetapi beberapa guru tetap berasumsi bahwa sekolah adalah daerah untuk kegiatan akademik saja agar terjadilah dualisme, pembelahan yang berlebihan antara kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler dalam sistem mengevaluasi siswa. Pada pada akhirnya dia yang cerdas adalah dia yang mendapat peringkat 1 di kelas bersama nilai matematika, fisika, dan kimia adalah 100 kendati dia adalah seseorang yang tidak sudi bersosialisasi bersama orang lain. Bahkan kecenderungan antisosial itu diakui bukan masalah, dimaklumi.

Proses pendidikan secara operasional setidaknya melibatkan empat pihak,

siswa/pembelajar, guru, keluarga (wali), dan pemerintah melalui departemen pendidikan. Keempatnya adalah subsistem yang membangun sistem pendidikan. Pembelajar adalah sasaran, guru adalah pelaksana, orang tua terhadap dasarnya termasuk pelaksana sekaligus supervisor, sementara itu pihak pemerintah adalah supervisor dan perancang kurikulum pendidikan. Semua saling berkaitan tentunya. Sebagai sistem, tidak optimalnya salah satu pihak akan pengaruhi keberhasilan seluruh sistem.

Kita tidak bisa cuma melemparkan tanggung jawab kepada salah satu pihak untuk merespon pernyataan “ada yang salah”. Kita tidak bisa seluruhnya menyalahkan pemerintah kerena menyusun kurikulum yang tidak tepat. Revisi kurikulum adalah salah satu usaha pembenahan dan perbaikan dari beragam masukan yang ada. Kita termasuk tidak bisa seluruhnya menyalahkan guru, sebab guru tidaklah 24 jam mengawasi siswa. Guru termasuk bukan orang tua pengganti.

Kita termasuk tidak bisa menyalahkan orang tua sebab lingkungan anak tidak terbatas terhadap lingkungan keluarga. Sekuat apa-pun orang tua menambahkan pengajaran tetapi terkecuali tidak dapat dukungan oleh guru-guru di sekolah, perihal itu cuma akan jadi besar konflik internal dalam diri anak. Oleh sebab itu, apa yang ditanamkan guru di sekolah wajib disinergikan bersama apa yang diajarkan orang tua. Tentu kita termasuk tidak bisa mempersalahkan siswa dalam urusan ini. Dia adalah subjek yang akan dibina. Bukan sebab siswa nakal kemudian kita menjadikannya biang kerok atas tidak berjalannya sistem ini. Guruku dulu bicara kepadaku, bukan siswa yang ribut dan mengacau tetapi kitalah sebagai guru yang tidak bisa mengelola kelas dan menarik perhatian siswa tersebut.

Dari banyaknya pengertian yang dikemukakan oleh para pakar

dan dari pelajaran yang terambil dari lapangan tadi, pendidikan merupakan suatu sistem membina dan mengembangkan potensi yang ada terhadap individu sejak lahir untuk bertumbuh dan berkembang sebagai manusia sesuai fitrahnya, bersamaan bersama untuk apa dia diciptakan, agar manusia bisa meraih keselamatan dan kesejahteraan hidup. Jika setiap manusia sejahtera maka komunitas dan masyarakat, akan sejahtera. Sedikit senada bersama kutipan Martin Luther, when schools flourish, all flourishes. Pendidikan yang tepat di setiap negara yang dioperasionalisasikan dalam pendidikan formal, nonformal dan informal menjadi salah satu penentu kesejahteraan bangsa.

Pendidikan tidak cuma tekankan terhadap satu aspek saja. Sebagai manusia, pertumbuhan dan perkembangannya meliputi aspek fisik, aspek kognitif, aspek sosio-emosional dan aspek moral. Jika kita mendidik manusia, artinya kita menunjang pertumbuhan dan pertumbuhan aspek-aspek tersebut. Manusia adalah kesatuan dari tiga dimensi, dimensi jasmani, dimensi psikologis yang didalamnya ada emosi, kehendak, ego, dan dimensi spiritual yang di dalamnya termasuk hati nurani. Oleh sebab itu, pendidikan seyogyanya menyentuh ketiga ranah tersebut.

Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan kekuatan berpikir.

Berbagai keterampilan berpikir diajarkan kepada pelajar. Kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan berpikir dialektik. Siswa termasuk diajarkan untuk bisa berasumsi terbuka (open-minded). Tentu merupakan suatu kesalahan besar terkecuali kita berasumsi siswa yang senang bertanya, siswa yang lakukan suatu hal di luar instruksi guru, siswa yang menambahkan pandangan tidak sama terhadap apa yang disampaikan guru, adalah siswa yang nakal dan biang kerok. Bisa menjadi itu adalah kesempatannya untuk mengembangkan kekuatan berpikirnya.

Pendidikan bertujuan untuk membina kepribadian dan mengajarkan etika dalam berperilaku. Pelajar mungkin miliki kekuatan berpikir di atas rata-rata. Dia miliki kreativitas yang tinggi. Namun kita sebagai pendidik seyogyanya bisa mengarahkan siswa berikut agar bisa menunjukkan kemampuannya bersama tepat dan berterima sebab tentu saja manusia tidak hidup sendiri. Dia dihadapkan terhadap realitas sosial yang salah satunya bahwa ada adat istiadat yang berisi tata perilaku.

Lebih dari itu setiap manusia miliki hati nurani yang bisa menilai perihal yang benar dan salah agar bisa pilih tabiat mana yang bisa ditunaikan dan mana yang tidak bisa. Siswa yang kronis dan kreatif tetapi tidak tahu norma kesopanan akan kurang diterima dalam kehidupan sosial ini. Perihal kepribadian, pendidik miliki peran dalam membina pola pola pikiran, perasaan dan tingkah laku siswa yang nantinya akan mencerminkan siapa dirinya. Tentu saja kita mengidamkan siswa yang kritis, kreatif dan termasuk miliki kepribadian yang sehat. Kepribadian yang sehat dalam perihal ini termasuk miliki integritas, keyakinan diri, regulasi diri, empati, tidak anti sosial.

Pendidikan bertujuan untuk menambah kepekaan sosial.

Pendidik seyogyanya bisa mengarahkan peserta didiknya menjadi seseorang yang peka terhadap isu-isu kemanusiaan sebab perihal ini bisa mengantarkannya menjadi seseorang yang selamanya memikirkan kehidupan sosial. Memikirkan bagaimana dia bisa berfaedah bagi orang lain ataupun masyarakat, bagaimana dia bisa menunjang orang lain yang membutuhkan. Apa yang dia pelajari dari sekolah tidaklah untuk dirinya sendiri, tetapi termasuk untuk orang lain yang sama-sama hidup di dunia ini. Kita seyogyanya bisa mengajak peserta didik menjadi seorang manusia yang memanusiakan manusia.

Dengan seluruh itu, manusia yang dihasilkan dari sistem pendidikan adalah manusia yang miliki kekuatan berpikir, kepribadian yang sehat, dan juga peka terhadap kehidupan ini. Ini sama sekali bukan tugas yang enteng dan sembarangan. Oleh sebab itu, pendidik, termasuk guru, bukanlah pekerjaan yang enteng dan remeh. Bukan suatu hal yang sesederhana memberi makan anak-anak. Ini adalah tugas besar nan mulia. Guru berkontribusi terhadap pembinaan manusia-manusia berbudi luhur.

Menjadi pendidik adalah pilihan dari hati, bukan terpaksa. Itu adalah panggilan hati, bukan untung-untungan atau bukan sebab tidak miliki pilihan lain. Guru yang mengajar sebab panggilan hati tentu saja akan lebih menghayati perannya itu sebagai guru dan mengajar sepenuh hati. Howard Hendricks memberikan kutipan yang artinya ini, “teaching that impacts is not head to head but heart to heart”, yang artinya pengajaran yang berdampak bukanlah pengajaran dari kepala ke kepala tetapi dari hati ke hati. Pengajaran yang tidak cuma menyentuh kognisi siswa, tetapi menyentuh hatinya. Bisakah kita menyentuh hati siswa terkecuali kita tidak mengajar bersama sepenuh hati?

Pembahasan kita sejauh ini baru berkutat terhadap target pendidikan itu.

Belum lagi kita mengulas perihal metode belajar. Guru tidak cuma bertugas mengajar materi, cuma masuk kelas menjelaskan materi pelajaran. Guru bukan hanyalah penceramah, guru adalah pembina, pelatih, penasehat. Dengan demikian, guru seyogyanya miliki metode yang variatif dan pelibatan siswa dalam pengalaman terstruktur merupakan salah satu metode yang efektif. Mari kita cermati kutipan Benjamin Franklin, “tell me and I’ll forget, show me and I may remember, involve me and I learn.” Bisa kita petik pelajaran dari sini bahwa pendidikan itu adalah sistem menambahkan pengalaman kepada peserta didik.

Pendidikan, khususnya pendidikan formal di sekolah, tidak bisa begitu saja mengesampingkan minat dan hobi siswa. Itulah salah satu alasan ada kegiatan ekstrakurikuler dan orang tua pun seyogyanya bisa tahu bahwa anaknya pilih kegiatan ekstrakurikuler tertentu. Tidak melulu menyuruh anaknya untuk ikuti les-les bertema mata pelajaran. Jika anak menyukai bermain musik, tak mengapa melepas dia untuk menggeluti itu tanpa wajib melupakan sekolahnya. Orang tua seyogyanya bisa mengajarkan anak untuk bertanggung jawab atas pilihan-pilihannya, melepas anak studi perihal konsekuensi dan risiko, tidak serta-merta melarang anak untuk memilih.

Coba bayangkan, anak kamu telah ikuti full day school dari pukul 08.00 sampai 16.00, lalu dia wajib ikuti les bahasa inggris sesudah itu, dan di malam hari dia wajib ikuti les matematika. Hidup ini bukan perihal itu saja, banyak cara untuk berprestasi tak sekedar menjadi juara kelas ataupun juara olimpiade. Jika anak menikmatinya maka itu tidak menjadi masalah, lumayan mengingatkan dia untuk beristirahat dan beribadah. Tapi bagaimana terkecuali anak tidak menikmatinya?

Sebagai penutup tulisan ini,

ada satu lagi kutipan dari C.S. Lewis yang menggugah. “The task of the modern educator is not to cut down jungles, but to irrigate deserts.” Artinya kurang lebih layaknya “tugas pendidik modern bukanlah untuk menebangi hutan, tetapi untuk mengairi padang pasir”. Makna apa yang bisa kita petik dari kalimat tersebut? Bagi saya, ada tiga makna. Pertama, pendidik di jaman modern ini bukanlah bertugas untuk menghasilkan orang-orang yang cuma sudi berbuat kerusakan, menghancurkan apa yang telah ada, tetapi menjadi orang yang menambahkan manfaat, membangun suatu hal yang bisa digunakan untuk kesejahteraan umat manusia.

Kedua, pendidik bukanlah hanyalah membina manusia-manusia yang cuma mengidamkan jalur pintas untuk meraih keberhasilan, tetapi manusia-manusia yang sudi berproses di jalur yang tidak mudah, yang miliki kreativitas dan konsistensi dan juga ketangguhan untuk melalui jalur itu, sebab hidup ini bukan cuma perihal jalur yang mulus, hidup ini termasuk perihal jalur yang berbatu nan berliku. Ketiga, pendidikan, pembinaan generasi bukanlah pekerjaan yang hasilnya bisa dinikmati saat itu juga mata. Itu adalah sistem panjang dan apalagi melelahkan, sistem lintas generasi. Hasilnya mungkin tidak keluar terhadap generasi sementara ini tetapi terhadap generasi berikutnya. Bersabarlah.

Pendidikan Bermanfaat: Kunci Menuju Masa Depan yang Cerah

Pendidikan Bermanfaat: Kunci Menuju Masa Depan yang Cerah

Pendahuluan

Pendidikan adalah fondasi utama dalam membentuk masa depan seseorang. Namun, tidak semua pendidikan memiliki dampak yang sama. Pendidikan bermanfaat adalah pendidikan yang tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga keterampilan dan sikap yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Artikel https://cobblestonevillageandcafe.com/ ini akan membahas apa yang dimaksud dengan pendidikan bermanfaat, mengapa penting, dan bagaimana Anda bisa memanfaatkannya untuk mencapai kesuksesan.

Apa Itu Pendidikan Bermanfaat?

Definisi

  • Pendidikan bermanfaat adalah pendidikan yang memberikan lebih dari sekadar informasi teoritis. Ia meliputi keterampilan praktis, nilai-nilai hidup, dan sikap yang membantu individu dalam kehidupan pribadi dan profesional mereka.

Ciri-Ciri Pendidikan Bermanfaat

  1. Praktis dan Relevan
    • Pendidikan ini memberikan pengetahuan dan keterampilan yang langsung dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja.
    • Contoh: Pelatihan keterampilan komunikasi atau keuangan pribadi yang dapat digunakan dalam situasi nyata.
  2. Mengembangkan Keterampilan Hidup
    • Selain pengetahuan akademis, pendidikan bermanfaat juga mengajarkan keterampilan hidup yang penting seperti pemecahan masalah, pengelolaan waktu, dan keterampilan sosial.
    • Contoh: Kursus tentang manajemen proyek atau keterampilan interpersonal.
  3. Mendorong Sikap Positif
    • Pendidikan ini membentuk sikap positif seperti tanggung jawab, kerja keras, dan empati, yang penting untuk kesuksesan jangka panjang.
    • Contoh: Pendidikan karakter atau pelatihan kepemimpinan yang mempromosikan nilai-nilai etika dan integritas.
  4. Fleksibilitas dan Adaptasi
    • Pendidikan bermanfaat membantu individu beradaptasi dengan perubahan dan tantangan, sehingga mereka siap menghadapi dinamika dunia modern.
    • Contoh: Pendidikan teknologi yang mempersiapkan individu untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi terbaru.

Mengapa Pendidikan Bermanfaat Penting?

  1. Persiapan untuk Dunia Kerja
    • Pendidikan bermanfaat mempersiapkan individu dengan keterampilan praktis yang dibutuhkan di tempat kerja. Ini membantu mereka lebih siap menghadapi tantangan profesional dan berkontribusi secara efektif.
    • Contoh: Pelatihan keterampilan teknis atau manajerial yang relevan dengan industri tertentu.
  2. Peningkatan Kualitas Hidup
    • Keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan bermanfaat dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan membantu mereka membuat keputusan yang lebih baik dan mengelola kehidupan sehari-hari dengan lebih efektif.
    • Contoh: Pendidikan tentang kesehatan dan kebugaran yang mempromosikan gaya hidup sehat.
  3. Pengembangan Pribadi
    • Pendidikan bermanfaat tidak hanya mempengaruhi aspek profesional, tetapi juga membantu dalam pengembangan pribadi dengan mengajarkan keterampilan hidup dan nilai-nilai yang penting untuk pertumbuhan pribadi.
    • Contoh: Pendidikan tentang keterampilan komunikasi yang baik untuk membangun hubungan yang sehat.
  4. Meningkatkan Kesempatan Karir
    • Individu yang memiliki pendidikan bermanfaat biasanya memiliki keuntungan kompetitif di pasar kerja, karena mereka memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dicari oleh pemberi kerja.
    • Contoh: Sertifikasi atau pelatihan tambahan yang meningkatkan daya tarik seorang kandidat di pasar kerja.

Cara Memanfaatkan Pendidikan Bermanfaat

  1. Pilih Program yang Tepat
    • Deskripsi: Pilih program pendidikan yang sesuai dengan tujuan pribadi dan profesional Anda. Pertimbangkan program yang menawarkan keterampilan praktis dan pengetahuan yang relevan.
    • Tips: Teliti berbagai program pendidikan dan baca ulasan dari peserta sebelumnya untuk memastikan kualitas dan relevansi.
  2. Aktif dalam Pembelajaran
    • Deskripsi: Terlibat secara aktif dalam proses belajar dengan berpartisipasi dalam diskusi, praktik, dan penerapan pengetahuan.
    • Tips: Gunakan kesempatan untuk berlatih keterampilan yang dipelajari dan terapkan dalam situasi nyata untuk memperkuat pemahaman.
  3. Manfaatkan Sumber Daya Tambahan
    • Deskripsi: Gunakan buku, kursus online, atau pelatihan tambahan untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan di luar kurikulum formal.
    • Tips: Cari sumber daya yang sesuai dengan minat dan kebutuhan Anda, seperti webinar, podcast, atau artikel terkait.
  4. Terapkan Keterampilan dalam Kehidupan Sehari-Hari
    • Deskripsi: Terapkan keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh dalam situasi sehari-hari untuk memaksimalkan manfaat pendidikan.
    • Tips: Cobalah teknik baru atau alat yang dipelajari dan evaluasi dampaknya pada kehidupan Anda.
  5. Berbagi Pengetahuan
    • Deskripsi: Bagikan pengetahuan dan keterampilan yang Anda peroleh dengan orang lain untuk memperkuat pemahaman dan memberikan manfaat tambahan.
    • Tips: Ajar atau mentor orang lain yang tertarik dalam bidang yang sama untuk memperdalam pengetahuan Anda sendiri.

Kesimpulan

Pendidikan bermanfaat adalah kunci untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan dunia modern dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Dengan memilih program pendidikan yang tepat, aktif dalam pembelajaran, memanfaatkan sumber daya tambahan, dan menerapkan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, Anda dapat memastikan bahwa pendidikan Anda memberikan dampak yang signifikan dan positif. Pendidikan yang bermanfaat tidak hanya mempersiapkan Anda untuk sukses dalam karier tetapi juga membantu Anda berkembang sebagai individu yang lebih baik dan lebih berdaya.

Pendidikan yang Bagus untuk Dilaksanakan di Negeri Tercinta Indonesia

Pendidikan adalah pilar utama dalam membangun suatu bangsa yang maju dan sejahtera. Di Indonesia, pendidikan IDN Poker memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan generasi yang cerdas, berdaya saing, dan memiliki karakter yang kuat. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan sistem pendidikan yang baik dan berkualitas. Berikut ini adalah beberapa elemen penting yang harus ada dalam sistem pendidikan yang bagus untuk dilaksanakan di negeri tercinta Indonesia.

1. Kurikulum yang Relevan dan Adaptif

Kurikulum adalah salah satu komponen utama dalam sistem pendidikan. Kurikulum yang baik harus relevan dengan kebutuhan zaman dan adaptif terhadap perubahan global. Di Indonesia, kurikulum perlu dirancang sedemikian rupa agar mampu mengakomodasi perkembangan teknologi dan informasi, serta kebutuhan dunia kerja yang terus berubah. Selain itu, kurikulum juga harus mengedepankan pengembangan karakter, keterampilan hidup, dan kreativitas siswa. Hal ini penting agar siswa tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan masa depan.

2. Guru yang Kompeten dan Berdedikasi

Guru adalah ujung tombak dalam proses pendidikan. Oleh karena itu, kualitas guru sangat menentukan keberhasilan pendidikan. Di Indonesia, perlu ada upaya serius untuk meningkatkan kompetensi dan dedikasi guru. Program pelatihan dan pengembangan profesional harus terus ditingkatkan agar guru memiliki kemampuan yang memadai dalam mengajar dan mendidik siswa. Selain itu, kesejahteraan guru juga harus diperhatikan agar mereka bisa menjalankan tugasnya dengan baik dan penuh semangat.

3. Fasilitas dan Infrastruktur yang Memadai

Fasilitas dan infrastruktur yang memadai sangat penting untuk menunjang proses belajar mengajar. Di banyak daerah di Indonesia, masih terdapat sekolah-sekolah yang kekurangan fasilitas dasar seperti ruang kelas yang layak, perpustakaan, laboratorium, dan sarana olahraga. Pemerintah perlu memberikan perhatian khusus untuk memperbaiki dan melengkapi fasilitas pendidikan di seluruh pelosok negeri. Dengan fasilitas yang memadai, proses pembelajaran akan berjalan lebih efektif dan siswa akan lebih termotivasi untuk belajar.

4. Penggunaan Teknologi dalam Pendidikan

Di era digital seperti sekarang, penggunaan teknologi dalam pendidikan menjadi sangat penting. Teknologi dapat digunakan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas. Di Indonesia, perlu ada upaya untuk memperluas akses teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ke seluruh sekolah, terutama di daerah terpencil. Selain itu, guru dan siswa juga perlu diberikan pelatihan mengenai penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Dengan demikian, mereka bisa memanfaatkan teknologi secara optimal untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

5. Pembelajaran Berbasis Proyek dan Inkuiri

Pembelajaran berbasis proyek dan inkuiri adalah metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Dalam metode ini, siswa diberikan proyek atau masalah untuk diselesaikan, yang memerlukan penelitian, kolaborasi, dan penerapan pengetahuan yang telah dipelajari. Metode ini sangat efektif dalam mengembangkan keterampilan abad ke-21 seperti kreativitas, kolaborasi, dan pemecahan masalah. Di Indonesia, metode pembelajaran ini perlu diterapkan secara lebih luas agar siswa bisa belajar dengan cara yang lebih menyenangkan dan bermakna.

6. Pengembangan Karakter dan Nilai-nilai Kebangsaan

Pendidikan di Indonesia tidak hanya bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, tetapi juga untuk membentuk karakter yang baik dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan. Oleh karena itu, pendidikan karakter harus menjadi bagian integral dari kurikulum. Nilai-nilai seperti kejujuran, disiplin, tanggung jawab, dan toleransi perlu ditanamkan kepada siswa sejak dini. Selain itu, pendidikan juga harus menanamkan rasa cinta tanah air dan semangat kebangsaan agar siswa memiliki rasa bangga sebagai warga negara Indonesia.

7. Partisipasi Orang Tua dan Masyarakat

Pendidikan yang baik tidak bisa hanya mengandalkan sekolah dan guru saja. Partisipasi aktif orang tua dan masyarakat sangat diperlukan untuk mendukung proses pendidikan. Orang tua perlu dilibatkan dalam kegiatan sekolah dan mendukung pembelajaran anak di rumah. Masyarakat juga perlu memberikan kontribusi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar. Kerjasama antara sekolah, orang tua, dan masyarakat akan menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih baik dan berkelanjutan.

8. Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan

Sistem pendidikan yang baik harus selalu dievaluasi dan diperbaiki secara berkelanjutan. Pemerintah perlu melakukan evaluasi terhadap kebijakan dan program pendidikan yang telah dijalankan, serta mendengarkan masukan dari berbagai pihak. Berdasarkan hasil evaluasi, perbaikan dan inovasi harus dilakukan agar sistem pendidikan selalu relevan dan efektif. Dengan demikian, kualitas pendidikan di Indonesia akan terus meningkat dan mampu bersaing dengan negara-negara lain.

Kesimpulan

Pendidikan yang bagus untuk dilaksanakan di Indonesia memerlukan kurikulum yang relevan, guru yang kompeten, fasilitas yang memadai, penggunaan teknologi, metode pembelajaran yang inovatif, pengembangan karakter, partisipasi orang tua dan masyarakat, serta evaluasi berkelanjutan. Dengan memperhatikan elemen-elemen tersebut, Indonesia dapat menciptakan sistem pendidikan yang berkualitas dan mampu menghasilkan generasi yang cerdas, berdaya saing, dan berkarakter. Pendidikan yang baik akan menjadi fondasi yang kuat bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.

Dampak Sosial-Ekonomi Pembangunan IKN di Kalimantan Timur

Dampak Sosial-Ekonomi Pembangunan IKN di Kalimantan Timur

Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) yang baru di Kalimantan Timur merupakan salah satu proyek ambisius yang diusung oleh pemerintah Indonesia. Proyek ini tidak hanya bertujuan untuk memindahkan pusat pemerintahan dari Jakarta, tetapi juga diharapkan dapat memberikan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan bagi daerah tersebut dan negara secara keseluruhan. Artikel ini akan membahas dampak sosial-ekonomi dari pembangunan IKN di Kalimantan Timur.

1. Peningkatan Ekonomi Lokal

Salah satu dampak paling langsung dari pembangunan IKN https://www.visitbukittinggi.com/ adalah peningkatan ekonomi lokal. Dengan adanya proyek besar ini, Kalimantan Timur diprediksi akan mengalami lonjakan dalam investasi dan pembangunan infrastruktur. Pembangunan jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya akan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat. Selain itu, sektor-sektor seperti konstruksi, transportasi, dan perdagangan akan berkembang pesat, memberikan peluang ekonomi yang lebih besar bagi penduduk lokal.

2. Pertumbuhan Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Pembangunan IKN diharapkan dapat memberikan dorongan bagi sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kalimantan Timur. Dengan meningkatnya jumlah pekerja dan pendatang yang datang untuk bekerja di proyek ini, permintaan akan barang dan jasa lokal akan meningkat. UKM yang mampu menyediakan kebutuhan sehari-hari, makanan, dan layanan lainnya akan mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Pemerintah juga dapat memberikan dukungan melalui program pelatihan dan akses ke modal untuk membantu UKM berkembang.

3. Perubahan Demografi dan Mobilitas Penduduk

Pembangunan IKN akan menarik banyak orang dari berbagai daerah di Indonesia untuk pindah ke Kalimantan Timur. Hal ini dapat menyebabkan perubahan demografi yang signifikan, dengan bertambahnya jumlah penduduk dan keragaman budaya. Meskipun hal ini dapat memperkaya budaya lokal, pemerintah perlu mempersiapkan infrastruktur yang memadai untuk mengakomodasi pertumbuhan populasi, termasuk perumahan, pendidikan, dan layanan kesehatan.

4. Tantangan Lingkungan

Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pembangunan IKN adalah dampak lingkungan. Kalimantan Timur dikenal dengan kekayaan alamnya, termasuk hutan hujan tropis yang luas. Pembangunan infrastruktur dapat menyebabkan deforestasi dan kerusakan habitat. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk menerapkan kebijakan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dalam proses pembangunan. Ini termasuk reboisasi, perlindungan kawasan konservasi, dan pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana.

5. Peningkatan Kualitas Hidup

Dengan pembangunan IKN, diharapkan kualitas hidup masyarakat Kalimantan Timur akan meningkat. Akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan transportasi akan lebih baik. Pembangunan infrastruktur yang memadai dapat mengurangi waktu tempuh dan meningkatkan aksesibilitas ke berbagai layanan. Selain itu, dengan adanya peluang kerja yang lebih banyak, masyarakat akan memiliki pendapatan yang lebih baik, sehingga meningkatkan taraf hidup mereka.

6. Potensi Konflik Sosial

Meskipun ada banyak potensi manfaat, pembangunan IKN juga dapat memicu konflik sosial. Ketidakpuasan masyarakat lokal terhadap proyek pembangunan, terutama jika mereka merasa diabaikan atau tidak mendapatkan manfaat yang seimbang, dapat menimbulkan ketegangan. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan. Dialog yang terbuka dan transparan akan membantu mengurangi potensi konflik dan menciptakan rasa memiliki di antara masyarakat.

7. Pembangunan Infrastruktur yang Terintegrasi

Pembangunan IKN juga memberikan kesempatan untuk menciptakan infrastruktur yang terintegrasi dan modern. Dengan memanfaatkan teknologi terbaru dan desain yang ramah lingkungan, pemerintah dapat membangun kota yang tidak hanya efisien tetapi juga berkelanjutan. Ini termasuk sistem transportasi yang baik, pengelolaan limbah yang efektif, dan penyediaan energi terbarukan. Infrastruktur yang baik akan mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

8. Kesempatan untuk Inovasi dan Pendidikan

Dengan adanya IKN, Kalimantan Timur dapat menjadi pusat inovasi dan pendidikan. Pemerintah dapat mendorong pengembangan lembaga pendidikan dan riset yang fokus pada teknologi dan keberlanjutan. Ini tidak hanya akan menarik investasi tetapi juga menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan sumber daya manusia. Masyarakat lokal akan mendapatkan akses ke pendidikan yang lebih baik, meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka.

Kesimpulan

Pembangunan IKN di Kalimantan Timur membawa banyak peluang dan tantangan. Dengan pendekatan yang tepat, proyek ini dapat memberikan dampak sosial-ekonomi yang positif bagi masyarakat lokal dan negara secara keseluruhan. Penting bagi pemerintah untuk melibatkan masyarakat, melindungi lingkungan, dan memastikan bahwa manfaat pembangunan dirasakan oleh semua pihak. Dengan demikian, IKN dapat menjadi simbol kemajuan dan keberlanjutan bagi Indonesia di masa depan.

Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka Berlaku untuk Sekolah Se-Indonesia

Kurikulum Merdeka resmi diberlakukan untuk sekolah se-Indonesia di jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Pemberlakuan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 12 Tahun 2024.

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo mengatakan Kurikulum Merdeka diresmikan untuk sekolah se-Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan tanpa pandang kondisi perekonomian siswa dan orang tua, fisik, dan mental. Kurikulum Merdeka juga diharapkan mendukung guru sebagai peta dalam memberikan pembelajaran sesuai konteks murid dan sekolah.

“Memaksakan yang tidak sesuai konteks dan kondisinya, ini yang kita hentikan di Kurikulum Merdeka,” kata Anindito dalam konferensi pers kurikulum untuk jenjang PAUD, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah di Gedung A Kemendikbudristek, Jakarta, Rabu (27/3/2024).

Berdasarkan Permendikbudristek No 12 Tahun 2024, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum jenjang PAUD, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah yang memberi fleksibilitas dan berfokus pada materi esensial untuk mengembangkan kompetensi siswa sebagai pelajar sepanjang hayat berkarakter Pancasila.

Kurikulum Merdeka mencakup kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum. Struktur kurikulum meliputi intrakurikuler dan kokurikuler. Kegiatan kokurikuler minimal berupa proyek pemguatan profil Pancasila.

judi bola

Prinsip Kurikulum Merdeka

  • Pengembangan karakter: pengembangan kompetensi spiritual, moral, sosial, dan emosional siswa lewat alokasi waktu khusus maupun terintegrasi dengan proses pembelajaran
  • Fleksibel: dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan kompetensi siswa, karakteristik sekolah, dan konteks lingkungan sosial budaya setempat
  • Fokus pada muatan esensial: berpusat pada muatan yang paling diperlukan untuk mengembangkan kompetensi dan karakter siswa agar ia punya cukup waktu untuk melakukan pembelajaran yang mendalam dan bermakna

Karakteristik Pembelajaran Kurikulum Merdeka

  • Ada penilaian (asesmen) pada awal, proses, dan akhir pembelajaran untuk memahami kebutuhan belajar dan perkembangan proses belajar yang sudah dijalani siswa
  • Memahami kebutuhan dan posisi siswa untuk melakukan penyesuaian pembelajaran
  • Memprioritaskan terjadinya kemajuan belajar siswa ketimbang cakupan dan ketuntasan muatan kurikulum
  • Mengacu pada refleksi atas kemajuan belajar siswa; refleksi dilakukan leeat kolaborasi bersama guru lain

Pendidikan Yang Bermutu Untuk Generasi Penerus

Pendidikan yang bermutu merupakan kunci utama dalam menciptakan generasi yang cerdas, kreatif, dan berdaya saing tinggi. Sebuah sistem pendidikan yang baik tidak hanya mengandalkan kurikulum yang terstruktur tetapi juga melibatkan berbagai aspek lain yang mendukung pengembangan kemampuan dan karakter peserta didik. Berikut adalah beberapa Slot Resmi elemen penting yang harus ada dalam pendidikan yang bermutu.

1. Kurikulum yang Relevan dan Dinamis

Kurikulum yang relevan dan dinamis adalah fondasi dari pendidikan yang bermutu. Kurikulum harus dirancang untuk memenuhi kebutuhan zaman dan perkembangan teknologi. Selain itu, harus mampu mengakomodasi beragam gaya belajar peserta didik. Materi yang disampaikan harus selalu diperbarui agar tidak ketinggalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum juga harus mengintegrasikan pembelajaran berbasis proyek dan pendekatan interdisipliner untuk mendorong kreativitas dan pemikiran kritis.

2. Guru yang Berkualitas dan Berdedikasi

Guru adalah faktor kunci dalam pendidikan yang bermutu. Guru yang berkualitas tidak hanya memiliki pengetahuan mendalam tentang materi yang diajarkan tetapi juga mampu menginspirasi dan memotivasi peserta didik. Guru yang berdedikasi akan selalu berusaha untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya melalui pelatihan dan pengembangan profesional. Selain itu, guru juga harus memiliki kemampuan untuk mengenali kebutuhan dan potensi setiap peserta didik, serta mampu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan suportif.

3. Fasilitas dan Sumber Daya yang Memadai

Fasilitas dan sumber daya yang memadai sangat penting untuk mendukung proses belajar mengajar. Ruang kelas yang nyaman, laboratorium yang lengkap, perpustakaan yang kaya akan bahan bacaan, serta akses ke teknologi informasi merupakan beberapa contoh fasilitas yang harus dimiliki oleh lembaga pendidikan. Selain itu, penting juga untuk menyediakan sumber daya tambahan seperti alat bantu visual, perangkat lunak pendidikan, dan akses ke internet untuk memperkaya pengalaman belajar peserta didik.

4. Pendekatan Pembelajaran yang Inovatif

Pendekatan pembelajaran yang inovatif sangat diperlukan untuk menciptakan pendidikan yang bermutu. Metode pengajaran yang kreatif, seperti pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran kolaboratif, dan pembelajaran berbasis masalah, dapat membantu peserta didik mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah. Selain itu, penggunaan teknologi dalam pembelajaran, seperti e-learning dan aplikasi pendidikan, juga dapat meningkatkan interaksi dan keterlibatan peserta didik dalam proses belajar.

5. Evaluasi dan Umpan Balik yang Efektif

Evaluasi yang efektif adalah bagian penting dari pendidikan yang bermutu. Evaluasi harus dilakukan secara berkala untuk menilai kemajuan peserta didik dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan. Umpan balik yang konstruktif dan spesifik dapat membantu peserta didik memahami kekuatan dan kelemahan mereka, serta mendorong mereka untuk terus belajar dan berkembang. Selain itu, penting juga untuk melibatkan peserta didik dalam proses evaluasi diri untuk meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab mereka terhadap pembelajaran.

6. Keterlibatan Orang Tua dan Masyarakat

Keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam pendidikan sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung. Orang tua harus aktif dalam mendukung pendidikan anak-anak mereka, baik melalui partisipasi dalam kegiatan sekolah maupun memberikan dukungan di rumah. Selain itu, kerjasama antara sekolah dan masyarakat, seperti program magang, kunjungan industri, dan kemitraan dengan perusahaan, dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih kaya dan relevan bagi peserta didik.

7. Pengembangan Karakter dan Keterampilan Hidup

Pendidikan yang bermutu tidak hanya fokus pada aspek akademis tetapi juga pada pengembangan karakter dan keterampilan hidup. Pendidikan karakter yang menekankan nilai-nilai seperti integritas, tanggung jawab, kerja sama, dan empati sangat penting untuk membentuk individu yang beretika dan berperilaku baik. Selain itu, keterampilan hidup seperti komunikasi, kepemimpinan, manajemen waktu, dan kemampuan beradaptasi juga harus diajarkan untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan di dunia nyata.

8. Lingkungan Belajar yang Inklusif dan Aman

Lingkungan belajar yang inklusif dan aman sangat penting untuk memastikan semua peserta didik merasa dihargai dan didukung. Sekolah harus menyediakan lingkungan yang bebas dari diskriminasi dan intimidasi, serta mendorong inklusi bagi semua peserta didik, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Selain itu, penting juga untuk menciptakan lingkungan yang aman secara fisik dan emosional, di mana peserta didik dapat belajar dan berkembang tanpa rasa takut.

9. Kebijakan dan Dukungan Pemerintah

Kebijakan dan dukungan pemerintah sangat berperan dalam menciptakan pendidikan yang bermutu. Pemerintah harus menyediakan anggaran yang memadai untuk pendidikan, memastikan akses yang adil dan merata bagi semua peserta didik, serta mengembangkan kebijakan yang mendukung inovasi dan peningkatan kualitas pendidikan. Selain itu, penting juga untuk memastikan bahwa kebijakan pendidikan selalu didasarkan pada penelitian dan praktik terbaik, serta melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam proses pembuatannya.

Negara Asia dengan Sistem Pendidikan Terbaik

Negara Asia dengan Sistem Pendidikan Terbaik

Asia sedang menghadapi permasalahan besar terkait penyediaan Pendidikan berkualitas. Tantangan-tantangan ini terutama terlihat jelas di kawasan Asia Selatan. Menurut UNICEF, hampir 50 persen anak di bawah 10 tahun belum bisa membaca dan menulis kalimat sederhana.

Angka putus sekolah pada tingkat sekolah dasar dan menengah pertama semakin memperuncing persoalan pendidikan, dengan 12,5 juta anak dan 16,5 juta remaja terpaksa menghentikan perjalanan pendidikan mereka. Bahkan, data statistik yang mengungkapkan bahwa hampir 30 persen dari generasi muda di Asia Selatan tidak memiliki akses ke pendidikan, pelatihan, atau bahkan pekerjaan. Oleh karena itu, penyediaan pendidikan berkualitas merupakan tugas besar di wilayah ini.

Pasar pendidikan global secara keseluruhan sedang berkembang. Melansir https://www.riversplumbingandelectric.com/, menurut penelitian Morgan Stanley nilai pasar pendidikan global akan meningkat dari US$6 triliun pada tahun 2022 menjadi US$8 triliun pada tahun 2030. Namun, tingkat inflasi yang tinggi akan mengurangi kontribusi pendidikan terhadap PDB global dari 5,9 persen pada tahun 2022 menjadi 5,3 persen pada tahun 2030. Meskipun terdapat tantangan besar, pendidikan global berada di ambang transformasi besar berkat education technology (Edtech) dan inovasi teknologi lainnya dalam pendidikan.

Peluang dan peran teknologi pendidikan

Segmen teknologi pendidikan diperkirakan akan menghabiskan biaya sebesar US$250 miliar pada tahun 2022 hingga US$620 miliar pada tahun 2030. Hal ini juga didorong yang mengakselerasi teknologi dalam pendidikan dan pembatasan aktibitas juga membuat para siswa di seluruh dunia terbiasa dengan pembelajaran online.

Asia memiliki pasar yang besar untuk pembelajaran online. Menurut laporan Allied Market Research, pasar e-learning Asia bernilai US$38,26 miliar pada tahun 2020. Pasar ini diperkirakan akan tumbuh menjadi US$162,12 miliar pada tahun 2030, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 15,7 persen.

Negara Asia dengan sistem pendidikan terbaik

1. Jepang

Jepang juga termasuk negara Asia dengan sistem pendidikan terbaik. Universitas Tokyo, Universitas Kyoto, dan Universitas Osaka adalah beberapa universitas terbaik di dunia. Negara ini mengalokasikan 3,32 persen PDB untuk pendidikan pada tahun 2021.

2. Cina

Tiongkok merupakan salah satu negara Asia dengan sistem pendidikan terbaik. Negara ini adalah rumah bagi 71 universitas berperingkat tinggi. Universitas Peking, Universitas Tsinghua, dan Universitas Zhejiang adalah nama-nama paling terkemuka di negara ini. Pada tahun 2021, pengeluaran pemerintah untuk pendidikan menyumbang 3,3 persen terhadap PDB.

3. Turki

Turki memiliki salah satu sistem pendidikan terbaik, dengan 25 universitas berperingkat tinggi. Institusi yang patut diperhatikan termasuk Universitas Teknik Timur Tengah, Universitas Teknik Istanbul, dan Universitas Koç. Pemerintah menghabiskan 2,85 persen dari total PDB untuk pendidikan pada tahun 2021.

4.Malaysia

Malaysia memiliki 28 universitas peringkat tinggi. Beberapa lembaga pendidikan tinggi yang paling terkenal termasuk Universiti Malaya (UM), Universiti Sains Malaysia (USM), dan Universiti Putra Malaysia (UPM). Pengeluaran pemerintah untuk pendidikan sebagai persentase terhadap PDB adalah 4,27 persen pada tahun 2021.

5. Indonesia

Indonesia adalah rumah bagi beberapa lembaga pendidikan tinggi terbaik di Asia. Berdasarkan pemeringkatan QS, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan Institut Teknologi Bandung (ITB) termasuk universitas dengan peringkat tertinggi. Pengeluaran pemerintah untuk pendidikan pada tahun 2021 mencapai 3,05 persen PDB.